Baru saja pukul 8
pagi Deden sudah menelpon, “Jadi nggak Men?”, dia sudah nggak sabar ingin
bertemu dengan kawan-kawan di Halal bi Halal Smandel 81. Aku jawab aja kalau
berangkatnya jam 9. Jujur omong, bukan dia aja yang nggak sabar, sebetulnya aku
juga, makanya kami berangkat agak pagi, jam setengah 10 jadinya.
10 lewat sedikit kami sudah sampai di Sate Bang Dul, Cibubur setelah menjemput Deden di pintu gerbang Kemang Pratama 3
10 lewat sedikit kami sudah sampai di Sate Bang Dul, Cibubur setelah menjemput Deden di pintu gerbang Kemang Pratama 3
![]() |
Vocal Group Smandel Jendro, Didut, Eko, Buset, Gelly (nyempil), Restu, Roy, the O, Baskoro, Mustakim, Bucip duduk: Ihya, Harireko (nyempil) Jonny, Azwardi, Zainal, Adit |
Panitia dan bunitia sudah pada tempatnya
masing-masing, Elly asyik membungkus door price, Luci, Diah, dan Lisa mengurus
makanan, Fiera menghitung uang, Rory dan Hendra menemani kawan yang sudah
datang, Mundi sang Emsi mengucapkan kata sambutan saat aku menyalaminya, “Men,
si Eneng tadi telpon nanyain serunya halal bi halal, gue jawab aja, elo baca
aja blognya Chormen”.
Oalah, acara belum aja dimulai sudah dimintain cerita.
Oalah, acara belum aja dimulai sudah dimintain cerita.
Sementara panitia
yang lain, Hariyanto, seperti biasa ..... setelah mengambil honor ... mangkir!
Makanan sudah
siap, untuk sarapan aku memilih lumpia dan bola-bola daging bang Udin, tukang
bakso langganan Presiden yang tinggal di Cikeas. Bang Udin digeret ke lokasi lengkap dengan dandang dan
peralatannya.
![]() |
Bersama Tim Basket Smandel Yogi, Baskoro, Dicky, the O, Deden, Benny, Arif Darmawan, Mega, Restu duduk Arief Mooyoto |
Bang Franky,
tukang bubur motor langganan ibu pejabat tinggi yang tidak etis untuk
diungkapkan namanya turut dibajak, kita sebut aja si ibu pejabat bernama Nyonya
Genggong yang dulunya preman pasar Cijantung. Sengaja aku tidak meminta bubur,
nanti aja, belakangan aku nggak kebagian.Nyesel!.
Cerita mengenai makanan
dan minuman nggak perlu berpanjang-panjang, yang pasti enak dan enak banget
serta lengkap, ada lunch box untuk vegetarian dari Koni dan serabi, sepupunya cucur
tebem sih!
![]() |
Pemandu Sorak Smandel Ivone, Bucip, Herry & istri, Ami, Retno, Diah L, Winny, Bowo duduk: Wenny, Wisnu, Elly, Mundi, Selvi |
10 menit berlalu,
sepatuku tidak bisa diajak berkompromi, sol sepatu kiriku lepas, tahun lalu
lepas yang kanan di rumah Ello saat HBH juga. Aku suka banget memakai sepatu
santaiku ini, selain karena hadiah ulang tahun dari anak-anakku, sepatu
santaiku memang hanya sepasang.
Aku hampiri Lisa,
“Lis, punya sendal jepit nggak?”.
“Ada, sebentar
gue ambilin”.
Beberapa menit
kemudian aku mendapatkan 2 pasang sendal jepit yang baru dibeli oleh staffnya, keduanya berukuran
kecil. Aku pilih yang berwarna hijau, lumayan dari pada nyeker!.
Jadi begitulah teman-teman, mengapa aku memakai sandal jepit, bukan karena nggak sopan atau sok eksis.
Jadi begitulah teman-teman, mengapa aku memakai sandal jepit, bukan karena nggak sopan atau sok eksis.
Kalau nggak
kekecilan sebetulnya enakan pakai sandal jepit, ada yang ngiri juga loh, Udeng
misalnya, “Enak banget, elo pake sandal jepit”.
![]() |
Bersama Tim Bola Bekel Smandel Eko, Zainal. Indri, Nia, Atun, Elly, Jimbo, Udeng, Didut, the O |
Pakaian kami yang
blang-blon-teng, itu memang disengaja
karena semua motif pakaian kecuali polka dot pernah kami gunakan, makanya dress
code kali ini sederhana aja ........ yang penting pakai baju!, nggak pakai
celana dalam juga nggak apa-apa.