Saturday, October 9, 2010

Nggak Seru ...!!!

Mengatur foto bareng dengan peserta seratusan bukan hal yang mudah terlebih di lapangan tenis di bawah terik matahari. Paling mudah meletakkan spanduk yang dipegang oleh 2 orang setelah itu baru pesertanya, awalnya aku berdiri di belakang spanduk, sok tertib!.

Fida orang pertama yang bikin gara-gara, ditutupnya angka 1, kemudian Haryo menutupi angka 8 sambil berkilah, “Semua orang tahu yang ditutupi angka 81”. Berikutnya Azwardi menutupi logo Smandel, selanjutnya tulisannya, akupun memindahkan diri ke depan spanduk, yang pasti bukan aku yang menjadi biang kerok si spanduk menjadi mubazir.

Ternyata oh halah ....., tulisannya kok Halah bi Halal bukan Halal bi Halal. Etna yang sudah kesengsem kawin (lagi) yang membuat, pantesan nggak datang, takut disalahi ya? Atau lagi dipingit.

Waktunya joging!
Ada sih halal bi halal pakai acara joging? Lari ke sana, lari ke sini, lari kemara, lari kemari, mencari arah kamera dibidik. Pesertanya kian hari kian bertambah dan semakin ahli bahkan ada yang berani menyombongkan diri, angel Didut misalnya, “Chormen mah cetek! Urusan foto sekarang mah pinteran kita-kita!”. Padahal dulu aku tuh pengajar tunggalnya.

Sebegitu hot berjoging sampai sol sepatu kananku lepas. Pulangnya aku meminta tas kresek kepada pengurus rumah tangga Ello, bukan untuk membungkus makanan tapi untuk membawa sol sepatu yang terlepas.

Seperti biasa acara selanjutnya pembagian door price dan souvenir. Kami semua mendapat 8 buah batere ukuran kecil dari Adit, dengan sedikit catatan bahwa si batere disisakan 2 buah untuk tahun depan karena Adit mau membagikan remote controlnya, baru deh tahun berikutnya Adit memberikan televisi LCDnya. Makanya jangan sampai nggak datang kalau ada acara kumpul-kumpul.

Acara dipandu oleh Iwan dan Hendra, Ketua dan Wakil Ketua Puapala di jaman kami masih bersekolah yang memperkenalkan pasangan suami istri sesama Smandel 81 yaitu Rudita-Panti, Jaya-Tuti, Ady-Andrina yang akan ditambah dengan Wishnu-Etna.




Acara berikutnya kawan-kawan yang mempunyai nama sama diminta maju ke depan, Iwan Karyawan dan Iwan Mantan Karyawan, Hendra Marhendra Suhendra dan Hendra Gayus, kemudian ada 3 orang Enny yang hadir maju ke depan. Setelah itu aku nggak pernah lagi memperhatikan acaranya, jujur aja nggaaaakkkk seruuuuuuuuu...... !!!! Gariiiiing ....!!!!

Biar acara angkatan sendiri kalau nggak seru ya nggak seru aja! Mau dibilang apa lagi?. Coba bayangkan kapan giliran aku yang punya nama Chormen.

Tunggu 5 Menit

Menurut catatan Rory di eFBe Halal bi Halal kali ini dihadiri oleh 110 Smandelers apabila mbak Tuti, Aziz dan istri kita masukan dalam hitungan, not bad buat gelaran acara rutin setiap tahun, walau ada sedikit penurunan sih sebenarnya.
In this photo: Luciana Darmansyah WewengkangAbdul AzizDiah KrisdiantiIriana WihardjaToety EmmydiartyChormen Omen
“Aku tamu nggak diundang nih Men”, bisik kecil mbak Tuti ’62 kepadaku. “Nggak apa-apa lagi! Kita semua seneng kok mbak Tuti datang”, kehadiran beliau memang diharapkan dalam acara ini, “Apa ayo ......? Pokoknya ada aja!”.

Bercerita tentang makanan aku sampai bingung melihatnya, untung aku senantiasa memegang piring dan sendok, bukankah kalau bingung kita harus berpengangan. Coba kita absen, ada nasi goreng iga bakar, mie goreng, empek-empek, roti jala met kare, baso Makasar, nasi timbel lengkap, nasi oncom, nasi peda, pepes tahu, pepes oncom, pepes ikan mas, tumis jeroan, tumis jagung manis, Korean bbq, asinan Bogor, skutel kentang. Belum lagi buah-buahan dan camilan di atas meja makan besar. Aku nggak bisa hafal semua, jangan salahkan aku ya! Kalian kan tahu hafal menghafal itu tugasnya Hasahatan.

Porsi makanku jujur aja nggak banyak-banyak amat, diibaratkan tabung elpiji perutku ukuran tabung 3 kilogram bukan yang 12 kiloan, makanya walau aku hanya icip-icip nggak semua makanan bisa aku rasakan, cukup mendengar cerita teman yang mencobakan aja sudah senang, “Men, enak deh, itu ada di meja sana!”, kata Wati sambil memakan jajan pasar yang dibungkus daun pisang, sayang sudah nggak muat lagi!.

Aduh ....! Sayang banget .... sayang banget .... nggak bisa mencoba semua ...!!! Aku belum merasakan nasi oncom, nasi timbel, roti jala, skutel kentang. Padahal postur badanku boleh dibilang tinggi, menurut pelajaran biologi, seharusnya porsi makanku lebih banyak sebab kata pak Didin, pak guru Biologi, panjang usus manusia 2 kali panjang badan


Added October 9

    • Liza Soenar Windarti Kuliner.. Nasi Tug2 (oncom), nasi peda', nasi timbel, daun singkong kuning, pepes telur asin, pepes jamur, pepes ikan, empal campur, ayam pedas, jagung manis oseng, sop iga.. Sisi lain Rib Barbekyu, kentang cheese, salad, asinan.. Nyam nyam.. Dan masih banyak lg macemnya.. Bingung milihnyaaa.. BRAVO!!

Soal minuman, aku sudah bersumpah sebelum berangkat dari rumah bahwa aku nggak mau meneguk minuman dingin sebab semalam aku harus menelan Panadol untuk menghilangkan flue ringan. Apa daya aku bukanlah Gajah Mada yang bisa memegang teguh sumpahnya, minuman dingin yang beraneka rupa sungguh menggugah selera. Kalau flue lagi, ya minum Panadol lagi!. Susah amat!

In this photo: Susi Yulius (photos)Chormen Omen (photos)

    • Hadi Busono Ceria amat ya.
      October 10 at 12:00am 

    • Hariyanto Putra The ooooo pemburu camera ...........kemana aje...... nempeell terus

Sebagai tuan rumah yang baik aku menemani Aziz dan mbak Tuti untuk menikmati hidangan.
“Mbak Tuti ada pantangan nggak?”
“Pantangan apa? Makanan ...? Aku nggak punya pantangan makanan”
“Kalau gitu cobain Korean barbeque yuk!”
Mbak Tuti menuruti saranku untuk mengambil beberapa potong daging iga dan mencicipinya.
“Ehhmmm ...., enak bener Men ....., eh kamu sendiri udah nyoba belum?”
“Justru itu aku minta mbak Tuti nyoba. Nah, sekarang aku tinggal nunggu 5 menit ..... kalau nggak terjadi apa-apa sama mbak Tuti, baru deh aku coba!”