Buru-buru aku meninggalkan
gedung itu agar terhindar macet, sampai di markas alias Sekretariat angkatanku
belumlah pukul 5 sore, sudah cukup banyak yang datang, setelah kuhitung ada 12
aku menjadi orang ke-13, ups nomor sial. Aku mulai was-was dan mulai menyesali
mengapa pakai aku hitung-hitung segala!. Untung aku sadari bahwa Luci yang
tinggal di Sekretariat pasti sudah datang, jadi aku orang yang ke-14 artinya
nggak sial-sial banget.
Kisna Purwana ’77
aku pastikan sedang tidak siaran sebab Didit hadir di sini, beberapa muka baru
juga hadir, tanda-tanda acara bukber akan sukses sudah kelihatan.
Azan magrib mulai
berkumandang, minuman mulai diserbu, aku memilih es kelapa muda untuk
membatalkan puasaku. Aku belum beranjak jauh dari meja tempat si minuman kelapa
muda bercokol, sehingga aku dapat mendengarkan dialog ini.
“Kok es kelapa
mudanya nggak pake sirup?”.
“Chormen tadi
yang minta sirupnya dipisah!, tuh sirupnya ada di botol”, Fiera si pembawa
kelapa muda menjelaskan.
Setelah memberi
izin beberapa makanan ringan melewati tenggorokanku, aku menuju kamar mandi
untuk berwudhu melewati 3 wanita Smandel 83, cantik-cantik semua, adik Luci,
Yeyen dan seorang yang belum aku tahu namanya. Aku mulai sok akrab.
“Nggak ke
Handayani? Kan ada buka puasa”, buka puasanya alumni berbagai angkatan.
“Enakan disini
.....!!!”, mereka menjawab serempak, aku bilang dalam hati, “Aku juga tahu!”.
Peserta shalat
magrib kian tahun kian banyak termasuk 3 Smandelers 83, ruang makan dan ruang
tamu dipenuhi shalaters. Alhamdulillah!
Tidak semua
makanan yang disajikan aku santap, hanya separuh perut ikan patin bakar dalam
bambu dari Cimanggis, beberapa tusuk sate, asinan betawi dan empek-empek.
“Waduh
bener-bener orang Palembang! Empek-empek makan empek-empek!” Roy berkomentar
saat aku dan kak Ros berbagi lenjeran.
“Ini empek-empek
Garudo yang ada di Kemayoran”, emak Didut menjelaskan.
“Elo ke Kemayoran
dulu?”.
“Kan deket kantor
gue”.
Ketika aku
berjalan melewati Rosana, Rike dan Heppy, pita suara Rosana bergetar,
“Men, elo udah ngisi
absen?”, sambil memperlihatkan daftar hadir.
“Udah!, eh, ada
berapa orang yang dateng?”.
“Sebentar gue
lihat dulu ...., ada 53, sedikit amat! Banyak yang nggak ngisi!”. Di akhir acara
hanya 63 dari 80 orang yang mengisi daftar hadir.
“Diedarin lagi
aja sambil bilang yang ngisi absen bisa foto bareng gue”, aku menyarankan.
“WHAAAAATTTTTT
......!!!”, batak asli Rosana keluar.
“Men...., haa.....ciiiii
.....!!!”, Rike si orang Garut ikut-ikutan, sedangkan Heppy berkomentar kalem,
kayak lembu, mungkin ini yang menyebabkan Rory dulu jatuh hati.
Heppy berkata
lembut, mukanya mengarah ke Rosana, “Ada tip-ex nggak? Gue pingin ngapus nama
gue!”.
No comments:
Post a Comment